Berdiri di Pintu Waktu

Malam ini kota Padang kembali dirundung hujan. Lumayan deras, dan membawa ingatan ke masa lalu. Masa saat pertama datang ke Kota ini. Masa mulai menjadi mahasiswa tahun pertama di IKIP Padang, jurusan Kimia. Masa masa nan panjang, bahkan menguras jiwa untuk menjalaninya. Tapi, itulah waktu, bisa membawa terbang ke masa lalu, jika pintu pintunya terbuka.

Hujan malam  ini, selalu mengingatkan kembali. Jalan jalan sepanjang perjalanan pulang, dari Pasar Raya Kota Padang menuju Air Tawar, turun di Maisithah, Gang Kakaktua. Pas, Kakaktua 35, itulah saksi jika hujan mendera tak kunjung padam. Tak  ada susah atau resah, diterima apa adanya, saat banjir melanda rumah, sebagai bagian dari kehidupan mahasiswa. Mungkin inilah jalan jalan yang tak terlupa, walau kini lebih 20 tahun telah berlalu.

Pintu Waktu, terbuka lagi, jika hujan melanda bumi. Semua kenangan masa lalu, berkelabat datang, mengingatkan apa yang pernah terjadi. Pintu waktu membuat kehidupan menjadi singkat, bahkan rentang 20 tahun serasa baru kemaren saja. Kita tak pernah tua, jika sering berada dan masuk ke pintu waktu. Di sinilah kita menyadari betapa singkatnya kehidupan ini dijalani, sehingga tak ada  alasan untuk lupa akan tujuan yang abadi. Pintu waktu memberi isyarat, bahwa apa yang dijalani ini hanyalah gelombang singkat dan akan segera hilang bersama waktu. Saat itulah kita tahu apa yang sebenar benarnya terpenting dalam kehidupan ini.

Prima Regency,Padang, 19 Nov 2019

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *